Jurnal ilmiah yang diterima dan tercatat dalam Scopus, salah satu database bibliografi dan sitasi terbesar serta paling dihormati di dunia, disebut sebagai publikasi jurnal terindeks Scopus. Elsevier mengelola Scopus dan menyediakan akses ke berbagai jurnal akademik yang mencakup beragam disiplin ilmu, mulai dari sains, teknologi, kedokteran, ilmu sosial, hingga seni dan humaniora. Untuk diterima dalam database Scopus, jurnal harus memenuhi beberapa persyaratan yang Scopus tetapkan. Berikut adalah beberapa syarat untuk publikasi jurnal yang terindeks Scopus:

1. Kualitas Dewan Editorial

  • Dewan Redaksi yang Kompeten: Jurnal harus memiliki dewan redaksi yang terdiri dari akademisi dan peneliti yang ahli dan terkemuka dalam bidangnya.
  • Editor-In-Chief dan Editor: Jurnal harus memiliki editor-in-chief dan editor yang memiliki rekam jejak akademik yang baik serta berpengalaman dalam menerbitkan karya ilmiah.
  • Proses Editorial yang Jelas: Prosedur editorial harus terstruktur dengan jelas, termasuk kebijakan penerimaan artikel, proses peer review, dan pembagian tanggung jawab di dewan redaksi.

2. Proses Peer Review yang Ketat

  • Peer Review yang Independen dan Objektif: Setiap artikel yang dikirimkan harus melalui proses peer review yang independen, transparan, dan objektif. Para ahli di bidang yang relevan melakukan proses ini untuk memastikan kualitas ilmiah artikel.
  • Review oleh Reviewer yang Terakreditasi: Reviewer yang terlibat dalam proses harus memiliki kualifikasi yang sesuai dan kredibilitas di bidangnya.

3. Kualitas dan Relevansi Konten

  • Keaslian : Penulis harus memastikan bahwa artikel yang diterbitkan memiliki keaslian dan memberikan kontribusi yang berarti dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
  • Kesesuaian dengan Bidang Ilmu: Jurnal harus berfokus pada topik-topik ilmiah yang relevan dengan disiplin ilmunya dan memiliki ruang lingkup yang jelas. Penulis harus membuat artikel yang diterbitkan memberikan nilai tambah yang signifikan dalam perkembangan ilmu tersebut.
  • Bahasa yang Digunakan: Meskipun jurnal dapat menggunakan bahasa selain bahasa Inggris, mayoritas jurnal yang terindeks Scopus harus menggunakan bahasa Inggris dengan kualitas bahasa yang baik dan jelas.

4. Frekuensi Penerbitan yang Teratur

  • Publikasi Rutin: Jurnal harus diterbitkan secara teratur, sesuai dengan frekuensi yang telah ditentukan, seperti bulanan, triwulanan, atau tahunan.
  • Stabilitas Penerbitan: Jurnal harus memiliki konsistensi dalam penerbitan edisi. Jurnal yang baru dimulai disarankan untuk memiliki beberapa edisi untuk menunjukkan komitmen terhadap kontinuitas penerbitan.

5. Standar Teknis dan Format

  • ISSN yang Sah: Jurnal harus memiliki International Standard Serial Number (ISSN) yang terdaftar secara sah.
  • Pengelolaan Referensi yang Tepat: Jurnal harus mengikuti pedoman pengelolaan referensi yang baku, seperti APA, MLA, atau Chicago Style, serta memastikan konsistensi dalam format referensi dan kutipan.
  • Format yang Sesuai: Penulis harus menyusun artikel dengan format yang baku, yang mencakup bagian-bagian seperti abstrak, kata kunci, pendahuluan, metodologi, hasil dan pembahasan, dan kesimpulan.

6. Kepatuhan terhadap Etika Publikasi

  • Keaslian dan Plagiarisme: Artikel yang dipublikasikan harus orisinal, tanpa plagiarisme, dan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
  • Transparansi Data: Data penelitian harus disajikan secara transparan, dengan adanya akses atau verifikasi data yang dapat dipertanggungjawabkan.
  • Hak Cipta dan Lisensi: Jurnal harus mematuhi aturan hak cipta dan memberikan kejelasan mengenai kebijakan lisensi terbuka atau akses terbuka (open access), bila diterapkan.

7. Indeksasi dalam Database Lain

  • Jurnal yang ingin terindeks di Scopus umumnya sudah mengindeks diri mereka dalam database ilmiah lainnya, seperti Web of Science, DOAJ (Directory of Open Access Journals), atau CrossRef.
  • Sitasi dan Impact: Meskipun Scopus tidak mengutamakan sitasi pada saat pengajuan pertama, tingkat sitasi dari artikel-artikel yang dipublikasikan dalam jurnal dapat mempengaruhi kemungkinan diterima di Scopus. Jurnal dengan sitasi yang tinggi memiliki peluang lebih besar untuk diterima.

8. Metrik Jurnal

  • Impact Factor: Meskipun tidak diwajibkan, jurnal yang memiliki impact factor atau SCImago Journal Rank (SJR) yang baik akan lebih mudah diterima di Scopus.
  • Kualitas Sitasi: Jurnal dengan artikel-artikel yang banyak disitasi oleh peneliti lain memiliki peluang yang lebih besar untuk terindeks di Scopus.

9. Akses Terbuka (Open Access)

  • Akses Terbuka atau Lisensi Terbuka: Meskipun tidak menjadi kewajiban, Scopus lebih menyukai jurnal yang menerapkan akses terbuka atau menawarkan artikel dengan lisensi terbuka.
  • Keterbukaan Data dan Metadata: Penulis bertanggung jawab untuk memastikan metadata artikel (judul, penulis, abstrak, kata kunci, dsb.) tersedia dan dapat diakses secara luas melalui internet.

10. Proses Penilaian oleh Scopus

  • CSAB melakukan evaluasi terhadap jurnal yang telah memenuhi persyaratan dengan menilai kualitas editorial, proses peer review, relevansi ilmiah, dan kontribusi ilmiahnya.
  • Evaluasi Berkala: Proses ini tidak bersifat permanen, artinya Scopus dapat melakukan evaluasi berkala terhadap jurnal yang sudah terindeks untuk memastikan bahwa kualitasnya tetap terjaga.

Dengan memenuhi persyaratan tersebut, jurnal memiliki peluang yang lebih besar untuk terindeks oleh Scopus, yang merupakan salah satu database ilmiah terkemuka di dunia. Proses penerimaan bisa memakan waktu beberapa bulan, dan jurnal yang telah terindeks di Scopus harus terus menjaga kualitas dan konsistensinya dalam penerbitan.